Jangan takut gagal, bermimpilah dan kemudian wujudkan
Ilustrasi. |
Perasaan
takut gagal hampir selalu terlintas dalam hati. Perasaan seperti ini
bukanlah sesuatu yang fitrah atau merupakan bawaan sejak lahir. Didikkan
sosiallah yang berperan besar dalam memberikan pengaruh perasaan seperti itu.
Dalam keluarga, mungkin kerap sekali menanamkan rasa takut gagal ketika
masa anak-anak. Dengan begitu, bayang-bayang kegagalan selalu hadir dihadapan
hingga dewasa. berawal dari hal itulah menjadi takut akan sesuatu hal yang
tidak diketahui.
Akibat
lebih lanjutnya, menjadi tidak berani mengerjakan sesuatu pekerjaan yang
belum diketahui. Manusia baru berani mengerjakannya bila ia sebelumnya telah tau, sedangkan yang lain baru akan membuat suatu proyek bila ada orang lain yang telah
berhasil melakukan proyek tersebut. Sekalipun
mereka memiliki prasarana yang lengkap dan persiapan yang sempurna untuk
mengerjakan suatu pekerjaan, tetap saja takut untuk melangkah karena
takut gagal. Dr. Wyne W. Dyer dalam bukunya 10 Secrets for Success and Inner
Peace mengatakan bahwa rasa takut gagal sangat menjangkiti masyarakat kita
karena rasa takut itu sudah terekam dalam pikiran sejak masa anak-anak dan
terus melekat sepanjang hidup. Terkadang, manusia merasa terkejut ketika baru pertama
kali mendengar mengenai suatu hal. Hal ini karena fenomena kegagalan tidak
memiliki wujud yang konkret.
Arti
gagal secara sederhana adalah pandangan seseorang berdasarkan cara pandang
orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kegagalan akan menjadi mustahil
apabila manusia yakin bahwa tidak ada sesuatu pekerjaan yang harus dikerjakan
hanya dengan cara-cara tertentu dan terarah sesuai dengan arahan orang lain.
Memang, dalam suatu kondisi, terkadng manusia bisa pula gagal dalam menjalankan
suatu tugas hanya karena mengikuti cara pandang seorang pribadi. yang terpenting disini
bukanlah menilai suatu pekerjaan dengan penilaian seorang pribadi saja. Tiadanya
keberhasilan dalam usaha tertentu bukan berarti bahwa seseorang telah gagal secara
pribadi, melainkan secara sederhana orang tersebut hanya gagal dalam usaha itu saja pada
saat ini.
Bayangkan
kegagalan ibarat menggambarkan perilaku seekor bintang. Coba pikirkan,
ketika seekor anjing bisa menggonggong selama 15 menit. Kita akan memberitakan
penialaian seratus pada anjing itu. Bayangkan pula ketika orang lain
mengatakan, "Anjing ini tidk bisa mengonggong dengan baik, karena itu aku
beri nilai yang rendah juga pada anjing ini." Sungguh sangat naif.
Mustahil seekor binatang dinilai gagal dalam hal menggonggong hanya karena tiadanya
rujukan dasar untuk memberikan penilaian atas perilaku seekor binatang secara
alami.
Contoh
lain, seekor kucing sedang memburu tikus. Apabila kucing ini tidak berhasil
dalam satu kali langkah, maka sudah pasti kucing ini akan mencobanya lain kali.
Kucing ini juga tidak akan tinggal diam dan beranjak menjauh begitu saja hanya
karena mengeluhkan tikus buruannnya yang lari. Bisa pula sang kucing tidak akan
merasa putus asa meskipun gagal karena hal ini telah menjadi perilaku alaminya.
Berdasarkan analogi ini, janganlah kita menerapkan sifat mudah menyerah dalam
perilaku kita. Bisakah kita membebaskan diri dari perasaan takut gagal?
Perasaan
takut gagal akan mencegah manusia untuk mendapatkan pengalaman yang sangat banyak,
menarik, dan berguna. Orag-orang yang telah membebaskan dirinya dari
perasaan takut gagal, mereka adalah orang-orang paling berhasil yang pernah dilihat. Jangan khawatir dengan pandangan orang lain mengenai diri, juga cacian
orang lain ketika gagal untuk perama kali, atau bahkan lebih
dari sekali, tidak perlu berlarut-larut memikirkan hal itu. Akan
tetapi, bila telah mengalami satu kali kegagalan, jadikanlah kegagalan itu
sebagai pintu menuju kesuksesan karena kegagalan memang benar-benar pintu
gerbang kesuksesan. orang yang tidak pernah mengalammi kegagalan satu kali saja
dalam hidupnya, secara umum tidak akan memperoleh keberuntungan dan kesuksesan.
Kalaupun ada, itupun sangat jarang terjadi.
Semua
orang besar pernah mengalami kegagalan paling tidak satu kali dalam hidup
mereka, karena bila tidak pernah gagal, mereka tidak akan bersungguh=sungguh
untuk mendapat kesuksesan. sebagaimana adanya kegagalan dalam hal tertentu,
hal itu akan menjadikan manusia mengenali titik-titik kelemahan dan kekuatan pada
pribadi diri sehingga dapat mengembangkan titik kekuatan dan menghilangkan
titik lemah yang ada dalam diri. Sudah menjadikan kewajiban manusia untuk
dapat memisahkan antara kegagalan dan kekuatan pribadi, serta penghormatan pada
diri pribadi. Maksudnya, kegagalan hendaknya sama sekali tidak menghilangkan
penghormatan seseorang pada dirinya karena kegagalan bukan berarti lemahnya
kepribadian.
Bila
seseorang berdasarkan penilaian pribadinya tidak bisa membedakan antara
kegagalan dan kesuksesan, semuanya itu akan menjadikannya tidak memiliki nilai
kepribadian. Marilah merenung mengenai sosok Thomas Alfa Edison.
Seandainya ia menafsirkanbahwa semua pekerjaan yang ia lakukan sebagai bukti
kepakaran dirinya dan ia anggap sebagai kegagalan, niscaya ia akan menjuluki
dirinya sendiri sebagai orang yang gagal dan tentu ia akan menghentikan
usahanya untuk menyinari alam ini (Dr. Wyne W. Dyer, 10 Secrets for Success and
inner peace).
Memang
benar bahwa perasaan takut gagal adalah batu sandungan yang akan menghalangi
langkah menuju kemajuan yang menjadikan belenggu dalam keadaan cemas dan menderita karena
banyaknya urusan. Hal itu intinya adalah karena takut gagal, bukankah
belum terlambat untuk menghilangkan perasaan bersalah? Jangan takut gagal, bermimpilah kemudian wujudkan!
0 Response to "Jangan takut gagal, bermimpilah dan kemudian wujudkan"
Post a Comment